Bila mentari enggan
menampakan sinarnya, maka ijinkan aku bersentuhan dengan hangat sinar-Nya.
Bila langit muram enggan
menyelimuti, biarkan aku erat dalam dekap selimut kasih-Nya.
Namun bila dunia enggan
menatap, maka biarkan aku bersua dengan-Nya di sepertiga malam
Agar sampai guratan
penghambahaan, sebagai syukur atas segala nikmat-Nya…
Aku yang lalai mengucap
syukur… terlena dengan kesedihan dan kepasrahan, padahal semua jelas nyata di
pelupuk mata, terbendung di dalam nurani.. ya Allah nikmat-Mu begitu besar.
Tanah asalku diciptakan,
adalah sumber pencaharian ayah ibu nenek kakek enyang buyut selama ini.Terlepas
dari rengkuhan-Nya, aku tak bisa mengelola dengan baik.
Aku tertarik degan makhluk
bernama “singkong”, bertahun-tahun ibu bekerja membantu temannya buka usaha
keripik “singkong” maka kebun ini jadi andalan penyedia bahan bakunya, tiap
anak-anaknya pulang kampung atau ada acara syukuran keluarga, ibu dengan lihai
mengolah singkong menjadi berbagai penganan dan cemilan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar