Cintaku Dalam Doanya
Hari sendu tempatkan aku di sisi sedih
Tapi tak tahu kenapa aku sedih
Terlintas dalam pikiran yang kuingat
hanyalah dia
Mungkin ku bersedih karenanya
Satu wajah yang tak pernah sendu kala aku memandangnya
Pancaran matanya mampu meluluhkan keras
hatiku
Sungguh... aku tak sanggup berada jauh
darinya
Mungkin karena aku terbiasa manja
Di setiap langkah perjalanan hidupku
Do’anya selalu menyertai
Nasehatnyapun begitu pekat di pikiranku
Berharap Allah berikan aku yang terbaik
Kasihnya yang tulus tak pernah pudar
Meskipun kadang aku mengesalkan
Tak pernah terlintas niat tuk
meninggalkanku
Meski ia sendiri dalam kesusahan
Allah...............
Malaikat cintaku jangan pernah Kau
tinggalkan
Jangan biarkan ia sendiri kala aku tak
di sampingnya
Karena tak ada kasih yang setulus
cintanya
Dan ku akhiri dengan kata,,,,
“Aku mencintaimu Ibu...”
Ibu… dimanapun kini kau berada, aku yakin saat ini kau
tengah memanjatkan doa yang sama. Kau meminta kepada Allah agar Ia senantiasa
menjaga dan memberiku kebahagiaan. Kau yang selalu memberi tanpa berharap
apapun dariku. Terima kasih Bu, terima kasih telah mengandung, melahirkan, dan menyayangi
dengan tulus. Terima kasih telah menjadi sekolah pertama bagiku. Kau lah guru
yang sesungguhnya.. yang tak pernah bosan mengajari sampai aku menemukan kata
'sukses'.
Ibu.. kini aku bukan lagi anak kecil yang
tak lepas dari pangkuanmu. Aku telah besar Bu.. Aku telah dewasa...Namun bu, satu hal yang aku
takutkan saat aku tumbuh menjadi permpuan dewasa. Adalah di saat aku di hadapkan
pada pilihan hidup. Dengan siapa kelak aku akan menjalani hidup saat engkau
telah tiada. Aku selalu khawatir saat engkau bertanya, siapa lelaki yang akan
mengiqrarkan janji untuk senantiasa mencintai dan menjaga bidadari kecilmu.
Engkau tak pernah khawatir jika kelak aku meninggalkanmu untuk hidup bersamanya, karna kepergian
adalah suatu hal yang pasti. Namun yang
aku takutkan jika nanti aku tak mampu membagi cinta yang adil untukmu saat waktu itu telah tiba.
Ketahuilah bu .. hal yang paling indah bagiku adalah
saat melihat engkau bahagia, saat engkau tersenyum dan berkata "aku bangga padamu nak”.
Ibu.. maaf
jika selama ini aku selalu menyusahkanmu.. bahkan mungkin saat seseorang
memanggiku "ibu", aku masih merepotkanmu. Karna sesungguhnya waktu takkan mampu merubah
sosokku di matamu...sampai kapanpun.. aku tetap menjadi bidadari kecilmu.
Untukmu Ibu dan seluruh Ibu di dunia… selamat hari ibu…
semoga Allah selalu memberimu kebahagiaan.. dan senantiasa memelukmu dengan cinta yang terbaik..
terima kasih Ibu...
Ananda yang tengah menguntai mutiara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar