Hanya ingin menulis |
Aku tau, bahkan sangat
tau siapa diriku. Aku bukan fatimah, tak pantas
bagiku mengharapkan Ali. Aku wanita biasa. Sungguh.
Karna biasa inilah, aku
berupaya mempertahankan apa yang seharusnya dijaga dari apa yang aku miliki.
Bagian terdalam dan terapuh dari hidupku.
Bagian yang tersembunyi, karena memang hanya Aku dan Allah yang tau.
Perkenalkan, Ia adalah hatiku.
Aku menjaganya sekuat
daya. Dua puluh tahun bukan hal yang
mudah untuk menjaganya. Menjaga agar tidak seorangpun meracuni dan merusak
tatanan manajemen cinta dalam hatiku. Manajemen yang aku bangun sedari awal.
Aku takut, cinta terhadap seseorang menggeser posisi Allah dari posisi teratas
manajemen hatiku.
Maka sebelum terlambat.
Aku haturkan surat ini untukmu. Untukmu yang merinduku.
Salam....
Untukmu di belahan
dunia sana
Akulah seseorang yang
dituliskan namanya di Lauhul Mahfuz untuk mendampingimu kelak. Mengarungi bahtera
yang dijanjikan mendatangkan kebahagiaan dan kesempurnaan ibadah. Ku harap kau
meluangkan waktumu barang sejenak untuk membaca tulisanku ini.
Akhi, aku sangat resah
dengan hatiku belakangan ini. Aku takut, sangat takut, Allah menghentikan nafasku sebelum aku
sempat menyampaikan pesan ini padamu.
Akhi, aku yakin. Kau
dan aku saat ini tengah menatap langit yang sama, melantunkan do’a yang sama,
dan mengurai mimpi yang sama untuk suatu hari yang dinantikan kelak kita
berjumpa.
Kau tau akhi, ada
banyak cerita yang ingin aku sampaikan
kelak saat kita bersama. Aku telah menulisnya dalam catatan sejarah
hidupku yang panjang. Aku sengaja menutupnya dari orang lain, karna aku ingin
kaulah orang pertama yang membaca tulisanku.
Aku bahagia saat satu
per satu sahabat seimanku telah menemukan pasangannya. Namun aku sedih karna
aku tak tau siapakah engkau yang namanya di tuliskan untukku itu. Tempat dimana
seharusnya tulang rusukku ini kembali. Namun, aku selalu berdo’a, semoga Allah
mempertemukan kita dengan Ridho-Nya.
Akhi, jika selama ini
aku menjaga segalanya untukmu,apakah engkau juga menjaga segalanya untukku??
Menjaga hatimu, matamu, pendengaranmu dari hal-hal yang buruk?
Akhi, aku ini sosok
yang pencemburu. Aku takut kau lebih mencintai hal-hal lain. Namun, jika yang paling
kau cintai itu Allah. Aku ridho, sangat ridho. Karna akupun begitu. Maka dari itu
akhi, aku mohon jagalah diri dan hatimu dari hal-hal yang dibenci Allah. Akupun akan berusaha seperti
itu.
Akhi, jangan pikirkan
aku. Allah menjagaku dengan sangat baik hingga detik ini. Tak usah memberiku
perhatian lebih. Menanyakan kabarku secara intens. Cukup kau titipkan aku pada
Allah di setiap sujud-sujudmu di sepertiga malam dengan-Nya. Cara terbaik
menjagaku adalah tidak memberiku harapan-harapan yang membuat goyah imanku.
Akhi, janganlah kau mencuri-curi kesempatan atas kelemahan dan kelalaianku
hanya untuk bertemu denganku, mengajakku terlibat dalam obrolan yang tak
pantas. Bukannya aku sombong atau jual mahal. Aku hanya tidak ingin perjalanan
dan niat baik kita ternodai. Aku takut Allah tidak meridhoi langkah-langkah
kita. Perbaiki saja iman dan ibadah kita masing-masing. Serahkan segala urusan
hanya pada-Nya. Jika engkau siap, aku jauh lebih siap. Karena selama ini aku
hanya menunggu engkau siap. Jangan sesekali menyatakan perasaanmu padaku,
katakanlah dengan baik pada orang tuaku atau murrobiyahku. Aku yakin, kau jauh
lebih paham dalam hal ini.
Terima kasih ya atas
pengertiannya. Maaf mengganggu waktumu beraktivitas. Semoga Allah senantiasa
menjagamu di sana. Amin.
Dari seorang yang terus
berusaha memperbaiki dan mempersiapkan diri
@el_kharismaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar