Rabu, 09 April 2014

Untukmu Yang Merindu

Hanya ingin menulis


Aku tau, bahkan sangat tau siapa diriku. Aku bukan fatimah, tak pantas  bagiku mengharapkan Ali. Aku wanita biasa. Sungguh.
Karna biasa inilah, aku berupaya mempertahankan apa yang seharusnya dijaga dari apa yang aku miliki. Bagian terdalam dan terapuh dari hidupku.  Bagian yang tersembunyi, karena memang hanya Aku dan Allah yang tau. Perkenalkan, Ia adalah hatiku.
Aku menjaganya sekuat daya. Dua puluh tahun  bukan hal yang mudah untuk menjaganya. Menjaga agar tidak seorangpun meracuni dan merusak tatanan manajemen cinta dalam hatiku. Manajemen yang aku bangun sedari awal. Aku takut, cinta terhadap seseorang menggeser posisi Allah dari posisi teratas manajemen hatiku.
Maka sebelum terlambat. Aku haturkan surat ini untukmu. Untukmu yang merinduku.

Salam....
Untukmu di belahan dunia sana

Akulah seseorang yang dituliskan namanya di Lauhul  Mahfuz  untuk mendampingimu kelak. Mengarungi bahtera yang dijanjikan mendatangkan kebahagiaan dan kesempurnaan ibadah. Ku harap kau meluangkan waktumu barang sejenak untuk membaca tulisanku ini.
Akhi, aku sangat resah dengan hatiku belakangan ini. Aku takut, sangat takut,  Allah menghentikan nafasku sebelum aku sempat  menyampaikan pesan ini padamu.
Akhi, aku yakin. Kau dan aku saat ini tengah menatap langit yang sama, melantunkan do’a yang sama, dan mengurai mimpi yang sama untuk suatu hari yang dinantikan kelak kita berjumpa. 

 
Kau tau akhi, ada banyak cerita yang ingin aku sampaikan  kelak  saat kita  bersama. Aku telah menulisnya dalam catatan sejarah hidupku yang panjang. Aku sengaja menutupnya dari orang lain, karna aku ingin kaulah orang pertama yang membaca tulisanku.
Aku bahagia saat satu per satu sahabat seimanku telah menemukan pasangannya. Namun aku sedih karna aku tak tau siapakah engkau yang namanya di tuliskan untukku itu. Tempat dimana seharusnya tulang rusukku ini kembali. Namun, aku selalu berdo’a, semoga Allah mempertemukan kita dengan  Ridho-Nya.
Akhi, jika selama ini aku menjaga segalanya untukmu,apakah engkau juga menjaga segalanya untukku?? Menjaga hatimu, matamu, pendengaranmu dari hal-hal yang buruk?
Akhi, aku ini sosok yang pencemburu. Aku takut kau lebih mencintai hal-hal lain. Namun, jika yang paling kau cintai itu Allah. Aku ridho, sangat ridho. Karna akupun begitu. Maka dari itu akhi, aku mohon jagalah diri dan hatimu dari hal-hal yang  dibenci Allah. Akupun akan berusaha seperti itu.
Akhi, jangan pikirkan aku. Allah menjagaku dengan sangat baik hingga detik ini. Tak usah memberiku perhatian lebih. Menanyakan kabarku secara intens. Cukup kau titipkan aku pada Allah di setiap sujud-sujudmu di sepertiga malam dengan-Nya. Cara terbaik menjagaku adalah tidak memberiku harapan-harapan yang membuat goyah imanku. Akhi, janganlah kau mencuri-curi kesempatan atas kelemahan dan kelalaianku hanya untuk bertemu denganku, mengajakku terlibat dalam obrolan yang tak pantas. Bukannya aku sombong atau jual mahal. Aku hanya tidak ingin perjalanan dan niat baik kita ternodai. Aku takut Allah tidak meridhoi langkah-langkah kita. Perbaiki saja iman dan ibadah kita masing-masing. Serahkan segala urusan hanya pada-Nya. Jika engkau siap, aku jauh lebih siap. Karena selama ini aku hanya menunggu engkau siap. Jangan sesekali menyatakan perasaanmu padaku, katakanlah dengan baik pada orang tuaku atau murrobiyahku. Aku yakin, kau jauh lebih paham dalam hal ini.
Terima kasih ya atas pengertiannya. Maaf mengganggu waktumu beraktivitas. Semoga Allah senantiasa menjagamu di sana. Amin.

Dari seorang yang terus berusaha memperbaiki dan mempersiapkan  diri
@el_kharismaya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar