“Kenapa harus menunggu hari ibu
datang untuk menyatakan cinta padanya, ketahuilah Bunda selalu menunjukan
cintanya padamu setiap saat, bukan hanya pada moment tertentu” ucap Ayah dengan
mata berlinang.
Maya Romantin
Raisa keluar kamar tidurnya dengan muka masam, di meja makan bunda
sedang menyiapkan sarapan, melihat raisa mematung di mulut pintu, bunda
menegurnya.
“Eh anakku sudah bangun, ayo Raisa cepat sarapan, kamu ada kuliah
pagi kan? ” ucapnya dengan ramah. Raisa melengos dengan acuh, perkataan bunda
tidak ia hiraukan, malah menggerutu pelan
“Males banget sih pagi-pagi udah ngoceh aja”.Bunda mendengar ocehan
Raisa, ia hanya menggeleng penuh sabar, Raisa si anak manja berulah lagi. Hari
menunjukan pukul Sembilan, harusnya Raisa sudah di kampus. Di halaman belakang
rumah ayah tersenyum,mengisyaratkan bunda agar maklum. Raisa mulai bersikap
tidak baik sejak ayahnya lumpuh, bunda sibuk bekerja siang malam menggantikan
peran ayah. Inilah penyebab kekesalan Raisa.
xxx
“Raisa, tugas matematika kamu udah selesai?” tanya Hera sahabatnya.
“Sudah lah Raisa gitu…heheheh” jawabnya sedikit angkuh.
“Tumben, biasa nyontek Tika” ledek Hera sambil menyikut tangan Tika
yang berada di sampingnya.Tika hanya tersenyum.
“Eh ga percaya? Nih ya lihat aja” Raisa membuka tasnya, mencari
buku yang dimaksud. Beberapa lama muka Raisa mendadak merah, ia keluarkan semua barang di dalam tasnya,
tapi buku yang ia cari tidak ada.
“Mana sa” desak hera.
“Eh bentar sobat, ada kesalahan teknis nih” raisa mengeluarkan
ponselnya, lalu menghubungi sebuah nomor.
“Halo bun, aku mau nanya nih.Tugas matematikaku yang bunda kerjain
semalem disimpan dimana ya? Ko aku liat dibukunya ga ada ya” ucap Raisa.Seseorang
di seberang sana menjawabnya.
“Ada ko, bunda ga ngerjain di buku tugasnya, tapi di kertas
bindermu.Coba cari”
Raisa lalu mengeluarkan bindernya lalu tersenyum
“Eh iya ada bun, makasih ya?” lalu raisa menutup telponnya.
“Nih tugasku..” raisa menyodorkan selembar kertas berisi jawaban tugas
matematikanya.
“Yah pantesan aja udah selesai, bundanya yang ngerjain, tahu deh
yang punya ibu dosen ” ledek Hera.
“Iya dong, percuma kan punya bunda hebat kalau anaknya masih harus
dihukum cuma gara-gara yang ngerjain tugas” ucap Raisa, lalu semuanya
tertawa.Hanya Tika yang terlihat menggelengkan kepala
“Ya ampun sa, udah jadi mahasiswi juga masih aja kolokan, malu
dong..huh” ucap Tika. Raisa hanya
tertawa.
“Eh aku pamit duluan ya, ada rapat panitia hari ibu sama anak-anak
BEM”
Raisa dan Hera berpandangan.
“Hah masih aja hari gini ngerayain hari ibu, ga penting banget sih
itu kan bukan budaya negara kita” ucap raisa sambil tertawa.
Tika berlalu tanpa menghiraukan ucapan Raisa.
xxx
“Sa, darimana ko baru pulang” Tanya ayah saat Raisa masuk rumah.Raisa
berhenti di hadapan ayah yang sedang duduk di sofa berwarna hijau tua. Waktu
menunjukan pukul sebelas malam.
“Eh bunda mana yah?” ucap raisa mengalihkan pembicaraan.
“Bunda lembur malam ini. Kamu darimana, keluyuran ga jelas ya?”
“Tuh kan ayah selalu cuma aku yang ditegur, seharusnya bunda juga
dong, kenapa sering pulang malam. Gada bedanya kan?” ucap raisa ketus.
“Ayah tidak memintamu untuk komentar, ayah cuma tanya kamu darimana
jam segini baru pulang?” ayah mulai gerah
dengan sikap Raisa
“Aku habis rapat panitia hari ibu, Ayah” ucap raisa berbohong.Lalu
segera pergi ke kamarnya.
“Kamu tidak bohong kan sa, bukannya kamu tidak masuk organisasi
kampus? tanya ayah.
“Ih ayah bawel juga nih, terserahlah mau percaya atau enggak, raisa
mau tidur yah, ngantuk !!!!” Raisa berlalu ke kamarnya tanpa menggubris
perkataan ayah.
xxx
“Tika, gimana persiapan panitia hari ibu, apa sudah
disosialisasikan acaranya?” tanya hanifa, wakil presbem saat bertemu dengan
tika dan gengnya di kantin.
“Iya ka, untuk sosialisasi, kami sudah menyebar pamfet di
sudut-sudut kampus sejak kemarin pagi, insya Allah acara tetap akan kami
laksanakan tanggal 22 desember, datang ya kak, ” ucap Tika. Hanifa mengiyakan
lalu pamit pergi. Raisa yang mendengar percakapan sahabatnya itu, ia banyak
bertanya apa aja konten acara hari ibu nanti.
“Banyak sa, ada pemutaran video tentang ibu, lomba bikin puisi dan
handycraft untuk ibu, dan workshop tentang peran ibu.Oya nih aku kasih bocoran,
buat peserta yang datang dan mau menampilkan sesuatu dipanggung bersama bunda,
ada hadiah jalan-jalan ke Thailand gratis dari sponsor” ucap Tika penuh
semangat.
“Hah Thailand Tika, serius .. mauuuu”
“Iya makanya ajak bundamu datang”
Raisa terdiam, berfikir bagaimana menyiasati agar bunda meluangkan
waktunya.Ia pesimis bundanya mau, mengingat belakangan ini ia sering berkata
ketus dan marah pada bunda.Tapi demi ke Thailand, Raisa semangat.
xxx
Tiba di rumah Raisa segera membereskan rumah, menyapu lantai,
mencuci piring membuatkan makan malam, dan pekerjaan lain yang biasa dilakukan
bunda.Ayah hanya memandanginya heran tanpa berkata apapun.Pukul delapan malam,
bunda pulang. Ia amat heran melihat isi rumah bersih, dilihatnya di meja makan
terhidang masakan.
“Ada tamu yah?” tanya bunda.Ayah menggeleng, lalu menunjuk ke kamar
raisa.Saat ditemuinya Raisa sedang di depan laptopnya.
“Eh bunda datang?” Raisa langsung memeluk bunda.Tidak seperti biasa
pikir bunda.
“Rajinnya anakku hari ini, dalam rangka apa nih, biasa kamu ada
maunya kalau gini?” ledek bunda sambil tersenyum
bangga.
“Pengen aja” ucapnya datar.Bunda mengerutkan alisnya.
“Oya bun, tanggal 22 desember bunda bisa ya datang ke kampusku ikut
acara hari ibu?”bujuk Raisa.Bunda terdiam, kemudian membuka notesnya.
“Hmmm yah maaf sayang, tanggal segitu bunda ada pertemuan para dosen
di Bandung” ucapnya, Raisa cemberut.
“Yasudalah, emang dipikiran bunda hanya ada kerja dan kerja, gabisa
apa luangin waktu sehari aja buat anaknya” Raisa tak kuasa menahan tangis.Bunda merasa bersalah karenanya.Dengan
lembut,akhirnya bunda mengiyakan keinginan Raisa.Demi hari ibu pula, Raisa mengajari
bunda menari duet dengannya.
xxx
Empat hari sebelum hari-H, saat Raisa di kampus tiba-tiba paman menelponnya.Mengabarkan
bahwa bunda dibawa ke rumah sakit, ia terpeleset di kamar mandi yang
mengakibatkan kepalanya luka berat.Raisa langsung bergegas ke rumah sakit,
ditemuinya ayah dan paman terlihat sedih di ruang tunggu.Raisa merasa amat
bersalah, saat dilihatnya bunda terbujur lemah di ruang ICU. Ada rasa takut
luar biasa menghantuinya,Raisa takut kehilangan bunda.Tak henti ia menangis dan
menyesali diri.Akhirnya setelah dua hari koma bunda siuman, raisa segera menemuinya.Dengan muka pucat bunda tersenyum
padanya.
“Raisa maaf, bunda tidak bisa latihan menari dulu denganmu ya”
Raisa semakin merasa bersalah, bunda masih berusaha mewujudkan
keingiannya.Dipegang tangan bunda lalu ditempelkan tangan itu ke pipinya.Raisa
menangis di hadapan bunda lalu berkata “Bunda maafin raisa ya, raisa memang anak
yang nyusahin, Raisa nyesel belum bisa berbakti sepenuh hati, bunda aku mohon
sembuhlah” Raisa terisak.
Bunda tersenyum mendengar perkataan tulus raisa.Lalu dikecupnya
kening raisa penuh cinta.
“Raisa ,bunda yang harusnya minta maaf sering meninggalkanmu, perlu
kamu ketahui bunda selalu mencintai dan mendoakanmu tanpa kamu minta sekalipun”
ucapnya ikut menangis.
“Kenapa harus menunggu hari ibu datang untuk menyatakan cinta
padanya, ketahuilah Bunda selalu menunjukan cintanya padamu setiap saat, bukan
hanya pada moment tertentu” ucap Ayah dengan mata berlinang.
“Bunda raisa menyesal, bunda mohon sembuhlah, raisa janji tidak
akan menunggu hari ibu datang untuk menciptakan moment spesial dan buatmu
bahagia.Bunda, ijinkan aku bilang “I love you” untuk pertama kalinya seumur
hidupku”. Ucapnya denga sedikit terbata-bata.Raisa dan bunda berpelukan. Ada
rasa bangga di hati keluarga kecil ini, Tuhan tak pernah salah memilihkan
pasangan hidup untuk hambanya.
Sekian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar