Rabu,28 agustus pukul 07.40 sebuah pesan singkat masuk ke hpku yang dengan syahdu tegah melantunkan Qs. Ar-Rahman saat dengan khusyuk aku menyimak dan mengikutinya.
“kenapa pake cerita ke
orang-orang keluar dari…….? Bawel bener.kan uda dibilang, ga usah
umbar-umbar.dari dulu emang ane udah males kalo antum tau, ujung-ujungnya semua
orang tau , so, udah ya ga usah peduli sama ane lagi.cukup.antum jauh dan tanpa
hubungan apapun dari ane itu lebih baik, ane lebih nyaman”
Seketika rasanya bagai
terhujam pedang di pagi hari, saat suara lantunan kalam Allah tengah aku
resapi, dalam tenangnya suasana rumah serta semiliar angin pedesaan menembus
ruang-ruang kecil zona nyamanku.aku tau betul siapa orang yang mengirimkan
pesan singkat ini, maka dengan teliti aku mengingat kesalahan apa yang telah
aku perbuat hingga dia dengan ringannya mengirim pesan ini, tanpa pikir apakah
si penerimanya akan tersinggung atau tidak.entahlah….
Dengan sangat hati-hati
aku balas pesannya.Seiring berjalannya waktu dan pengalaman, aku menjadi semakin
berhati-hati dalam mengelola perasaan, sekalipun dalam keadaan terhenyak, aku
selalu berusaha untuk bersikap tenang, hati-hati dalam berkata, terlebih jika
orang yang tengah ku hadapi berwatak keras.itulah yang diajarkan orang tua
terhadapku.Pribadi ibu yang lembut, sifat ayah yang yang keras, menjadi pelajaran
paling berharga sekaligus harta karun yang aku simpan dengan rapi.
Rupanya pesan balasan tak
kunjung datang, mungkin pengaruh sinyal atau apa.yang pasti aku masih
bertanya-tanya tentang apa yang telah ku perbuat dan sedikit aku ingat ke belakang.
Bermula dari acara demo
Rohis saat acara MOS di SMK tempatku dulu mengukir ilmu.Saat itu aku datang
sebagai undangan alumni turut serta menemani panitia rohis, tepatnya adik-adik
kelasku.
Beberapa saat sebelum
acara dimulai, aku bertegur sapa dengan alumni ikhwan setingkat di atasku.sebut
saja namanya A. aku bertanya “sendirian aja ka? Alumni ikhwan yang lain mana?
A menjawab “Pada ga bisa datang,
lagi sibuk kali”
“loh ketuanya ga dateng?”
tanyaku.sebut saja B yang aku maksud.
“udah kerja dia sekarang”
“kerja apa magang nih ka?”
tanyaku lagi.
“kerja dia bilang, di Jakarta”
“loh ko bisa? Kuliahnya gimana?”
lagi aku bertanya.
“kan katanya dia mau
keluar kuliah, lagi juga kan kalo kerja minimal 3 bulan training dulu”
Aku menarik napas panjang,
lekas aku pamit pada A, untuk bergabung dengan anak rohis yang lain di samping
lapangan.
Aku duduk di bangku
panjang depan lab bahasa kala itu aku ingat, sosok perempuan setengah baya menghampiriku.ya,
pembina rohis.usai bersalaman.secara tiba-tiba beliau berkata :
“eh si B mau berhenti
kuliah katanya? Kenapa?”
Belum usai pertanyaan
hatiku akan berita yang dibawa si A, tiba-tiba aku dihadapkan lagi dengan
berita yang dibawa orang kedua.
“ah masa sih bu, ibu tau
dari mana? Saya aja baru tau barusan dari si A” tanyaku.
“iya katanya dia mau
keluar gitu, eh bilangin ke dia ya kalo ketemu, jangan keluar gitu,
sayang-sayang , dikit lagi juga lulus” tuturnya.
Aku masih belum percaya
dengan kabar ini. Dalam hatiku berkata, kenapa dia tega tidak memberi tauku,,malah
aku tau dari orang lain.bukannya mau so tau, sebagai orang yang dulu pernah ditolong
dan dibantu dia bisa kuliah di tempat yang sama, begitu tau dia mau berhenti
kuliah siapa yang tidak kecewa.
Tidak lama sebelum hari
ini, dia mengirimkan pesan padaku.
“magang dimana ?”
Lekas aku jawab “aku belum
tau magang dimana, emang antum magang dimana?”
“ane ga magang, mau nyari
kerja”
Mungkin berita ini ada
kaitanya dengan pernyataan dia sebelumnya.tidak ingin lama-lama menyimpan pertanyaan
nurani, lekas aku tanyakan pada sumbernya.
“bu …..bilang, katanya mau
berhenti kuliah?, emang bener?
Lama sekali smsku
terbalas.
“kata siapa? ah itu mah gossip
doang kali, udah ga usah dianggep” jawabnya tanpa beban. Aku paham dengan
tabiat orang ini, sekuat hati aku mencoba untuk tidak tersinggung atau sakit
hati.
“oh yaudah, beliau
bilang.jangan keluar, sayang!”
Aku tak berlarut-larut
dalam memikirkan urusan itu, jelas bukan urusanku, sekalipun aku memikirkan
cara utuk memberinya solusi, namun itupun tidak bisa dengan gampang aku
sampaikan.
“yang bener itu, ane mau
resign dari ormawa”
Setelah lama akhirnya dia
sms lagi.aku tidak balas, karna tidak ingin perpanjang masalah.lebih tepatnya
tidak ingin mencampuri urusannya.cukup aku hanya tau.titik !
Masih dalam suasana
lebaran.tiba-tiba sebuah sms masuk
“butuh kejelesan hehe “
Aku tidak tau ini nomer
siapa, karna lagi ganti hp.setelah ditanya ..oh aku ternyata itu dia.
“maksudnya apa sms gtu?
“liat blog kamu”
Secara akal aku masih
tidak mengerti kenapa tiba-tiba dia mengirim pesan, seakan-akan akulah biang
kerok atas tersebarnya kabar tidak sedap yang menimpanya.dengan sekuat hati aku
menjaga agar tidak mengumbar berita itu, cukup aku tau dari orangnya
langsung.rupanya Allah mengujiku hari ini, mungkin aku punya niat baik dalam
hati kecil untuk membantunya, tapi itupun masih dalam bentuk niat, aku tidak melakukan
hal yang berkaitan dengannya selama liburan ini.sungguh aku tidak tau,
masalahnya apa, perkembangannya seperti apa, aku cukup sibuk dengan urusanku
membangun bisnis UKM dengan sahabat dan kini menikmati suasana kehangatan
keluarga di kampung.
Sangat benar jika ada yang
mengatakan “Fitnah lebih kejam daripada pembunuhan” inilah yang tengah aku
rasakan.
Sungguh ini hal yang
paling menyakitkan.Okelah, dulu aku pernah bermasalah dengannya, pernah bertengkar,bermusuhan,
diam dalam kebencian.cukup ! itu masa lalu ! bukankah dulu dia telah meminta
maaf dan aku memberinya maaf.
Bukankah kita telah
berkomitmen untuk melangkah bersama dalam jajaran pejuang dakwah tarbiyah dengan
cara sendiri dan jalan masing-masing.aku dengan kehidupanku dan dia dengan
kehidupannya.
Di kampus aku hanya ingin
mencari ketenangan ,bukan ancaman dan masalah.berteman aku hanya mencari
ketentraman, bukan perhelatan.di kampus aku mencari ilmu, bukan mencari
keburukan orang lain untuk aku umbar-umbarkan agar terlihat aku lebih hebat darinya.BUKAN
! sekali lagi aku katakan BUKAN!
Apalah gunanya benci pada
orang lain hanya karna ingin membuktikan diri lebih hebat, bukankah semua
manusia sama dimata Tuhan, hanya amalan yang membedakannya.lantas kenapa aku
bersusah payah, mencari keburukan orang lain demi kepuasan sendiri.Masih banyak
hal positif yang bisa aku lakukan.
Manusia bisa saja benci
sama orang lain karena suatu hal yang terjadi di masa lalu, silahkan benci sama
orang lain jika utuk hal yang positif, yang memacu untuk semangat bekerja dan
mencapai hidup yang lebih baik darinya tanpa menunjukan kebencian itu dengan
cara yang salah.tunjukanlah kebencian itu dengan kasih sayang, merangkulnya
yang lemah agar bisa kuat.suatu saat orang yang anda benci akan menyadari bahwa
andalah orang yang paling tak pantas dibenci, kesombongan dan kesalahannya
dimasa lalu akan membuatnya sadar bahwa kau lebih hebat darinya bukan karna
keangkuhanmu namun karena kebesaran dan kemuliaan hatimu.namun ada hal yang
utama dari segalanya, manusia hanya mampu berusaha, namu Allah-lah yang berhak
menentukan.
Semoga bermanfaat…